Perempuan Termasuk Khalifah Allah
Monday, 02 July 2007
Oleh: Indah Maria
Didalam kitab nahjul balghah yang merupakan kumpulan dari ucapan2 penuh hikmah imam pertama syiah dan khalifah ke empat, Imam Ali bin thalib terdapat sebuah ungkapan yang mengundang tanya tanya tentang pandangan beliau tentang kedudukan perempuan. Banyak yang meragukan ucapan ini dari imam Ali tetapi tidak sedikit pula yang menyatakan dan menguatkan ucapan tersebut dari beliau,sebab dalam ucapan ini terkesan jika beliau meremehkan dan mencela perempuan serta mengecilkan peranan dan kedudukan perempuan.
Sebab seandainya ucapan ini benar-benar dari Imam Ali maka akan terlihat sebuah kontradiksi dengan riwayat2 dari para maksumin itu sendiri dan juga dari ayat-ayat Al-quran dan akal pikiranpun tidak akan menerima hal ini. Oleh karena itu menurut saya ucapan tersebut tidak pernah diucapkan oleh beliau: Mungkin ada baiknya jika saya menukilkan ucapan beliau tersebut sehingga bagi para pembaca menjadi jelas: “Seluruh perempuan mempunyai sifat jahat dan kejahatan tersebut sesuatu yang pasti dan tidak dapat dipisahkan darinya.”
Ucapan ini jika seandainya benar maka keadilan dan hakimnya Allah akan dipertanyakan, untuk apa Allah menciptakan suatu makhluk yang diperintahkan untuk beribadah namun tidak memiliki kebebasan dan ikhtiar didalam kehidupannya sebab telah diciptakan sebagai makhluk yang memiliki sifat buruk dan jahat.? Dan juga pada sisi lain Allah menyuruh seluruh manusia laki dan perempuan untuk beribadah dan menyembahnya akan tetapi jika secara takwini perempuan tercipta sebagai makhluk jahat apakah perintah ini masih memilki nilai dan makna ? Bukankah semua ini sangat kontradiksi.
Oleh karena itu sangat tepat apabila riwayat ini ditolak dan dianggap sebagai sebuah riwayat yang hanya dinisbatkan kepada imam Ali dengan beberapa alasan:
1. Para ulama tidak menganggap bahwa keseluruhan riwayat yang ada dalam nahjul balagah sahih sebagai ucapan imam AliAkan tetapi sabagaimana halnya hadis-hadist yang lain yang diucapkan oleh para maksumin yang termuat dalam kitab-kitab hadis, ada yang sahih.dhaif dan mardud(ditolak).
2. Bertentangan dengan akal pikiran dan fitrah manusia serta dengan nash-nash Al-quran dan riwayat maksumin lainnya.
3. Istri imam Ali sayyidah fatimah azzahra merupakan seorang wanita pilihan dan termasuk dari golongan maksumin serta Al-quran pun banyak memuji-muji wanita karena mereka sangat memperhatikan kehormatan mereka sehingga Allah mengangkat mereka pada posisi yang mulia seperti sayyidah fatimah azzhra penghulu perempuan-perempun sorga, Asiah istri firaun, sayyidah Maryam ibu nabi isya dsbnya. Oleh karena itu tidak mungkin imam Ali mengeluarkan sebuah ucapan yang bertentangan dengan Al-quran. Oleh karena itu didalam islam perempuan memilki posisi yang setara dengan lelaki didalam berbagai hal dan kalaupun ada perbedaan maka itu hanya bersifat juzi dan tidak asasi artinya tidak mempengaruhi esensi nilai2 kemanusian yang ada dalam diri manusia.
Bahkan menurut sebuah riset bahwa perempuan didalam taqarrub illallah atau mendekatkan diri kepada Allah itu lebih cepat dan mudah sebab mereka mepunyai perasaan yang halus dan lembut sehingga hatinya mudah cair dan larut didalam beribadah, mereka cepat meneteskan air mata, cepat tersentuh ketika melihat penderitaan, rasa kasih, cinta dan sayangnya sangat besar dsbnya dan semua itu merupakan inti dari mendekatkan diri kepada Allah. Bukankah Allah memilki nama Arrahman dan Arrahim yaitu yang maha pengasih dan penyayang dan menurut sebuah riwayat bahwa kedua nama ini merupakan inti dari asma Allah dan ini sangat jelas terlihat dan terpancar pada diri perempuan.
Sorga hanya terdapat pada diri perempuan hal ini sesuai dengan hadis nabi: “sorga berada dibawa telapak kaki ibu”. Sayang ibumu melebihi bapakmu dsbnya. Dan masih banyak lagi hadis-hadist yang menggambarkan betapa perempuan mempunyai posisi yang sangat penting didalam agama islam.
Oleh karena itu sangat disayangkan apabila perempuan kemudian diposisikan pada tempat yang rendah dan hina oleh kaum laki-laki dan dianggap sebagai pelengkap dari kehidupan mereka.
Didalam sebuah riwayat yang masyhur bahwa pernikahan setengah dari agama maksudnya bahwa menikah merupakan sesuatu yang sangat ditekankan oleh agama. Mengapa Islam sangat menekankan pernikahan bahkan rasulullah dengan keras menegur orang-orang yang tdak melakukan hal ini? Beliau bersabda: “Pernikahan merupakan sunnhaku barangsiapa yang tidak mau melakukannya maka ia bukan dari golongan kami(islam)”.
Ini tidak lain untuk kepentingan manusia itu sendiri dan sebagai bagian dari tujuan penciptaan manusia yaitu untuk mencapai kesempurnaan hidup dan meraih kebahagian yang abadi.Dan tujuan ini tidak akan terjadi(dengan maksimal)jika manusia tidak melakukan pernikahan.Bahkan terjadinya penciptaanpun dengan terjadinya pernikahan atau penyatuan antara asma-asma ilahi. Apabila tidak terjadi sebuah peleburan atau pernikahan asma-asma ilahi maka penciptaan tidak akan terjadi atau terwujud.Ilmu tidak akan memilki arti apabila tidak ada sifat hayat,qudrat iradah dsbnya sebab ketika masing-masing sifat ini berdiri sendiri maka sesuatu yang banyak (makhluk) tidak akan muncul. Apa yang dapat dihasilkan oleh ilmu jika tidak memilki iradah, qudrat atau hidup?
Dan pernikahan meru[akan sebuah bentuk nyata dari peleburan asma-asma ilahi tersebut dimuka bumi ini. Perempuan yang merupakan salah satu dari khalifah Allah dimuka bumi ini memiliki mazhar terbesar dari asma ilahi Arrahnman yaitu kasih saying dan laki-laki mewakili asma ilahi alqadab atau qahhar(menguasai).Dan sesuai dengan doa yang ada dalam jausyan kabir: "wahai yang sifat rahmatnya(kasih-sayangnya) sangat besar dari segala sesuatu dan yang sifat rahmatnya mendahului dari sifat qadabnya(marahnya). Ini memiliki makna bahwa sifat rahmat menjadi peminpin dan pengatur dalam penciptaan atau dengan kata lain bahwa qadab menjadi makmun dari arrahman.
Dan jika qadab yang menjadi pemimpin dan pengatur dalam penciptaan ini maka apa yang akan terjadi dalam kehidupan ini, tidak akan ada manusia yang selamat dari azab dan pembalasan Allah.Neraka akan menjadi sebuah pemukiman yang penuh sesak dan pengap.
Oleh karena pernikahan merupakan sebuah proses peleburan dari rahmat dan qadab ilahi sehingga memunculkan sebuah gerakan dan ritme kehidupan yang seimbang dan teratur untuk menuju kepada tujuan penciptaan manusia.Dan dengan berdiri sendiri maka mazhar rububiyat dan ilahiyat dari asma2 ilahi ini tidak akan nampak didalam kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu laki-lai dan perempuan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di[pisahkan dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya dan dari perpaduan yang benar dan seimbang akan untuk melahirkan anak-anak (insan) yang siap untuk menjadi khalifah Allah dimuka bumi ini .
Tetapi sangat disayangkan ketika perempuan dinikahi oleh laki-laki maka laki-laki merasa telah melakukan sebuah kebaikan yang sangat besar dan mulia dan seakan-akan telah menjadi penyelamat bagi kehidupan perempuan sehingga laki-laki bisa melakukan apa saja kepada mereka.
Perempuan ketika menikah maka kebahagian pernikahan hanya dirasakan sesaat sebab berbagai problem rumah tangga telah menunggunya. Mengurus rumah, dapur anak dsbnya sehingga kehidupan perempuan berakhir diantara dapur,rumah dan kamar. Tidak ada lagi kebebasan yang dimilikinya sebagaimana ketika ia belum menikah,keluar rumah harus seizin suami, siang malam harus mengurus dapur dan anak. Sungguh sangat ironis kehidupan perempuan.
Anak yang dilahirkan oleh istri yang merupakan hasil dari pernikahan lebih sering dianggap sebagai anak ibu ketimbang bapak, kemana2 seorang ibu harus membawa anaknya, ketempat pertemuan, pasar sekolah, tempat berenang, arisan dsbnya sedangkan bapaknya kemana ? enak-enakan dirumah tanpa pernah merasakan sebuah beban dan tanggung jawab terhadap istri dan anaknya dan selalu alasannya, saya punya pekerjaan yang harus diselesaikan dirumah, saya sibuk, ada urusan, urusan kamu tidak penting dsbnya yang semuanya sebuah pembenaran untuk melakukan sebuah penindasan terhadap istrinya, Apakah salah dan merupakan aib jika seorang lelaki menjaga anak,memasak mencuci membersihkan rumah,mengurus urusan rumah tangga ? Kata siapa semua pekerjaan itu,pekerjaan perempuan,darimana batasan2 seperti itu ? Bahwa ini pekerjaan lelaki, ini pekerjaan perempuan.
Inikah yang diajarkan oleh islam. inikah yang diteladankan oleh para aimmah maksumin ? saya rasa islam bukan seperti ini tapi Islam sebuah agama yang tahu dan sadar terhadap posisi dan hak2 perempuan Bahkan akal dan hati nurani pun sangat menolak sikap dan perbuatan seperti ini.
Cobalah anda pikirkan. Ketika anda merasakan kebahagian dan kesenangan ketika sejenak berada jauh dari anak dan kesibukan rumahtangga yang sangat menjenuhkan maka perempuan pun demikian merekapun sangat menginginkan sejenak berada di alam seperti itu.walaupun pada hakekatnya perempuan tidak pernah sampai hati untuk melakukan hal itu. Cobalah anda tanyakan kepada perempuan ketika mereka berada diluar rumah yang selalu terlintas dalam benak mereka adalah anak, suami dan rumah tangga. Tetapi suami mungkinkah seperti itu ? Yang tahu jawabannya tentu anda sendiri.
Oleh karena itu sudah saatnya para lelaki (suami) untuk sedikit memberikan kebebasan kepada istri-istrinya, janganlah selalu dijadikan sebagai penunggu dan penjaga rumah. Cintailah istri anda sebagaimana anda mencintai diri anda sendiri dan itu bukan hanya diucapkan dibibir saja bukan sebagai syair lagu dan penyejuk hati perempuan tetapi buktikan dengan sikap dan perbuatan, ini yang lebih dibutuhkan oleh mereka.
Dengan mengharap keridhaan Allah dan imam zaman aj. mudah2an tulisan ini bisa mengetuk hati2 lembut para lelaki (suami) sehingga keluarga yang sakinah dan mawaddah warrahmah yang penuh cinta, kasih dan sayang dapat terbentuk.][ Amiin.
Penulis: Lulusan Universitas Al-azhar cairo, Saat ini aktif di organisasi ijtimaat dan mazhabi di makasar
Sumber: Islam Alternatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar